Orangtua mana yang tak akan hancur hatinya, saat buah hati tercinta didiagnosis mengidap autisme. Tentu sangatlah berat bagi orangtua, untuk mengurus dan membesarkan anak dengan gangguan perkembangan fungsi otak dan sistem syaraf yang sangat kompleks seperti itu. Inilah juga yang dihadapi oleh Arianna dalam novel Tiga Balerina (Elex Media Komputindo), karya dari Yusiana Basuki.
Dikisahkan bahwa Arianna harus seorang diri membesarkan Nina, anaknya yang mengidap autisme. Ia hamil di luar nikah saat lulus sekolah menengah dan menutupi kehamilannya tersebut dari keluarga saat ia melanjutkan kuliahnya ke Amerika.
Ayah Arianna seorang pengusaha kaya beretnis Tionghoa. Ia tidak keberatan membiayai pendidikan Arianna di luar negeri. Namun, di tahun terakhir kuliahnya, saat keluarga Arianna akhirnya tahu tentang kehamilannya dahulu, sang ayah menghentikan semua bantuan keuangan. Arianna bahkan dikucilkan dari keluarga dan tak berhak menyandang nama keluarganya lagi.
Arianna dan putri kecilnya, Nina, tinggal di penampungan tuna wisma, sesekali mereka tidur di stasiun kereta bawah tanah. Sampai akhirnya seorang dosen yang bersimpati padanya, menolong Arianna untuk mendapatkan pekerjaan di perkebunan anggur di Sonoma.
Sampai suatu kali Arianna diperkosa oleh Paul Bertrand, pewaris bisnis kilang dan perkebunan anggur, tempat Arianna bekerja. Ketika Arianna akhirnya hamil, Paul bertanggung jawab menikahi Arianna, karena lelaki itu sebenarnya memang mencintai Arianna.
Paul sangat bahagia memiliki anak lelaki yang dinamainya Luke. Sayangnya, Luke ternyata juga mengidap autis. Hal ini membuat Paul menyalahkan Arianna. Ia percaya Arianna memiliki gen pembawa penyakit tersebut, karena Nina mempunyai penyakit yang sama.
Kemarahan Paul dan sikap tidak menerima atas penyakit yang menimpa Luke, membuat pria itu menjauh dari Arianna dan anak-anak. Paul mulai jarang pulang dan membiarkan Arianna mengurus perkebunan anggur seorang diri.
Arianna berjuang sendirian. Ia merawat anak-anaknya yang autis, mendampingi mereka dalam semua sesi terapi, juga belajar memperdalam tentang bisnis anggur yang diabaikan Paul.
Di kemudian hari, bahkan Arianna mengetahui bahwa Paul berselingkuh dengan perempuan bernama Marlene. Namun, ia tetap bertahan bahkan mengembangkan bisnis hingga mendatangkan keuntungan bagi perkebunan anggur.
Banyak hal dalam novel ini yang bisa dijadikan bahan renungan. Tentang bagaimana sebagai orangtua, kita seharusnya memberikan dukungan pada pasangan. Sebuah beban berat jika ditanggung bersama tentunya akan terasa jauh lebih ringan. Anak-anak juga tak akan kehilangan figur orangtua.
Novel yang mengambil setting di banyak kota di tiga negara: Amerika, Indonesia, Italia, menunjukkan kepada pembaca kedalaman riset yang dilakukan penulis untuk novel ini.
Saat membacanya, kalian juga akan mendapatkan banyak informasi mengenai autisme, pengolahan anggur secara tradisional, bangunan-bangunan bersejarah di Eropa, sampai ke sejarah Tionghoa di Indonesia. Sungguh sebuah novel yang sarat pengetahuan dan penuh hikmah.
Baca Juga
-
Novel Sang Penyusup (Only Daughter), Thriller Psikologis Penuh Jebakan
-
Menelusuri Jejak Mimpi dalam Novel Unforgotten Dream
-
Keserakahan yang Membawa Sengsara dalam Buku Peladang yang Loba
-
Ulasan Buku Sepupu Misterius, Rahasia Sang Penulis Cilik
-
Mengungkap Rahasia Masa Lalu dalam Novel Gadis Misterius
Artikel Terkait
-
5 Tips Menulis Blurp yang Baik pada Sebuah Novel
-
3 Tips Menulis Dialog dalam Novel, Salah Satunya Kenali Tokoh-tokohmu
-
Ulasan Novel The Silent Patient, Psychological Thriller yang Bikin Deg-degan
-
Ulasan Novel 'Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin', Karya Tere Liye tentang Kasih Tak Sampai
-
Review Buku Kitchen, Karya Yoshimoto Banana tentang Duka yang Terpendam
Ulasan
-
Mengulik Novel Sesuk Karya Tere Liye: Misteri Rumah dan Wabah Kematian!
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Ulasan Novel SagaraS: Sosok Orang Tua Kandung Ali Terungkap!
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
Terkini
-
Self-care di Era Kapitalisme: Healing atau Konsumerisme Terselubung?
-
Bumi Tak Perlu Berteriak: Saatnya Kita Lawan Krisis Air dari Sekarang
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini