Rindu adalah sebuah perasaan yang mampu menguarkan beragam emosi dalam diri manusia.
Tidak hanya bercerita tentang kehilangan dan ketidakberdayaan, pada kutub yang berlawanan perasaan rindu juga mampu memantik sebuah harapan akan pertemuan.
Betapa kita terkadang sedih tapi terus menanti. Putus asa tapi tetap berharap. Semuanya karena perasaan rindu yang entah menjadi hal yang baik atau buruk dalam hidup.
Ketika bercerita tentang rindu, akan selalu ada hal yang sebenarnya mampu kita ungkapkan sekaligus sulit untuk diutarakan.
Sebagaimana halnya dalam buku antologi puisi berjudul 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu' karya Semut Merah Kaizen.
Semut Merah Kaizen adalah sebuah komunitas kepenulisan yang bermula dari kelas-kelas menulis yang diampu oleh Dee Lestari. Lewat buku puisi ini, para anggota komunitas dengan kisahnya masing-masing menuliskan puisi dengan tema kerinduan.
Ketika membaca kumpulan puisi ini, rasanya sulit memilih puisi yang paling berkesan. Sebab, hampir semua puisi punya keunikannya masing-masing.
Ada beberapa penulis yang sangat lihai dalam permainan diksi dan memilih metafora yang pas, namun ada pula yang dengan kesederhanaan bahasanya tapi mampu menyentuh hati lewat beberapa kata saja. Misalnya salah satu kutipan puisi karya Ilham Syamtar berikut.
"Di tengah jarak yang sebegini besarnya,
rindu adalah anak rambut yang tumbuh di bawah teduh
kain kerudungmu:
yang senantiasa hendak menampakkan diri,
tapi terpaksa kau tutupi."
Saat membaca puisi di atas, rasanya tidak ingin cepat-cepat meneruskan ke puisi berikutnya. Bisa-bisanya penulis puisi ini kepikiran untuk mengibaratkan rindu dan anak rambut di balik kerudung. Begitu singkat, pas, dan memukul telak.
Sebagaimana anak rambut di balik kerudung, rindu pun bisa menjelma menjadi perasaan yang ingin diungkapkan tapi terlalu sungkan dan segan.
Selain puisi di atas, kutipan favorit lainnya yang tak kalah berkesan adalah puisi dari Tamar Naomi. Berikut kutipannya:
Dan dari kehilanganmu, aku belajar.
Rindu itu mencintaimu dalam pikiran.
Tidak hanya membahas kerinduan dalam konteks kehilangan, tapi buku ini merangkum berbagai perjalanan rindu dari saat mengenang, menanti, hingga harapan bertemu kembali. Hal tersebut diurai dalam 4 bagian dalam buku ini: yang kusebut rindu, yang menetap di ingatan, yang tak sampai, dan yang bersambut.
Bagi pembaca yang ingin menikmati puisi-puisi yang membahas tentang kerinduan dalam berbagai wujud perasaan, antologi puisi ini adalah salah satu rekomendasi bacaan yang mampu mengantarkan pembaca untuk menyelami rindu dengan lebih mendalam!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
-
Ulasan Buku The Little Furball, Kisah Manis tentang Menghadapi Perpisahan
-
Ulasan Buku I'm (not) Perfect, Menyorot Ragam Stigma tentang Perempuan
-
Ulasan Buku Dolpha: Empat Anak Sahabat Laut, Petualangan Seru Anak Pesisir
-
Ulasan Buku 365 Ideas of Happiness, Ide Kreatif untuk Memantik Kebahagiaan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Novel 1984 karya George Orwell: Kengerian Dunia Totalitarian
-
Review Novel 'Perjalanan Menuju Pulang': Pulang Tak Selalu Soal Rumah
-
Ulasan Buku Passion: Bagaimana Mencapai Impian dengan atau Tanpa Passion
-
Ulasan Buku Quiet Karya Susan Cain: Kekuatan Seorang Introvert
Ulasan
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial
-
Ulasan Film Split: Memahami Gangguan Kepribadian Ganda (DID)
-
Review Film High Rollers: Antara Cinta dan Misi Mustahil di Meja Perjudian
-
Ulasan Novel Drupadi: Rekonstruksi Mahabharata dan Citra Istri Lima Pandawa
Terkini
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Mathew Baker Nyaman di Tim, Kode Timnas Indonesia Berprestasi di Piala Asia U-17?