Awal bulan Desember 2025, Timnas Indonesia U-22 yang merepresentasikan persepakbolaan tanah air di ajang SEA Games akan kembali berlaga. Menurut jadwal yang dirilis oleh penyelenggara SEA Games Thailand, ajang sepak bola di gelaran ini akan dimulai pada 3 hingga 18 Desember 2025.
Seperti yang kita ketahui bersama, Indra Sjafri diberikan mandat untuk menjadi pelatih tim ini, dengan harapan mampu menyamai raihan menjadi yang terbaik di ajang dua tahun lalu.
Dalam drawing pembagian grup beberapa waktu lalu, Timnas Indonesia sendiri tergabung di grup C bersama dengan Filipina, Myanmar dan Singapura. Dilansir laman Suara.com (24/11/2025), pada fase grup ini, Indonesia akan bertarung pada tanggal 5, 8 dan 12 Desember 2025.
Uniknya, jika dilihat secara lebih mendalam, pertandingan yang dijalani oleh Timnas Indonesia di ajang SEA Games kali ini ternyata sangat memihak akan perjalanan mereka untuk meraih prestasi.
Pasalnya, jika diurutkan dari kualitas para lawan yang bakal mereka hadapi, Pasukan Garuda Muda nantinya akan menghadapi lawan yang berjenjang dan berurutan kualitasnya, di mana dimulai dari lawan yang paling lemah secara kualitas, ke lawan yang level permainannya lebih tinggi.
Dari laman Suara.com diinformasikan, lawan pertama yang akan dihadapi oleh Indonesia adalah Singapura (5/12/2025), yang mana dari tiga tim yang menjadi pesaing Indonesia di Grup C dapat dikatakan merupakan tim terlemah.
Meskipun sempat menjadi lawan yang mengerikan di kawasan Asia Tenggara di awal dekade 2000an lalu, namun persepakbolaan Singapura sendiri semenjak dekade 2010an mengalami terjun bebas kualitas.
Bahkan saat ini, Timnas usia muda mereka kerap absen dari kejuaraan internasional imbas minimnya prestasi yang mereka dapatkan.
Setelah menghadapi Singapura, Timnas Indonesia U-22 menurut jadwal akan bersua dengan Filipina (8/12/2025) yang memiliki kekuatan yang relatif lebih baik ketimbang Singapura. Dan yang terakhir, pada tanggal 12 Desember mendatang, Pasukan Muda Merah Putih akan berhadapan dengan tim paling liat di grup C ini, Myanmar.
Menghadapi lawan yang secara level kesulitannya bertingkat secara berjenjang seperti ini, tentunya memberikan keuntungan yang besar bagi Timnas Indonesia.
Karena dengan menghadapi tim yang lemah terlebih dahulu di laga pertama, maka Skuat Garuda Muda memiliki kesempatan besar untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang mereka dapati di pertandingan itu sebelum kemudian hasil evaluasi yang didapatkannya dibawa ke pertandingan selanjutnya melawan tim yang secara kualitas lebih baik.
Pun demikian halnya ketika mereka masih belum bisa menemukan permainan terbaiknya di laga pertama, dengan melawan tim yang lebih lemah terlebih dahulu, tentunya hal itu menjadi sebuah keuntungan tersendiri, karena meskipun misalnya Pasukan Garuda Muda bermain di bawah form terbaiknya, namun mereka masih belum mendapatkan ancaman semengerikan ketika harus melawan Filipina atau mungkin Myanmar yang secara level keganasan lebih tinggi dari Singapura.
Jadi, dari sisi psikologi pemain, menghadapi tim yang kekuatannya berurutan dari yang paling lemah ke yang terkuat tentunya memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Karena ibarat pepatah, mereka bisa menerapkan "learning by doing", yang mana dalam hal ini tepat pula untuk diartikan dengan kalimat "belajar sambil bertanding".
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS