Indonesia dilanda cuaca ekstrim dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena cuaca ekstrim ini tidak lepas dari fenomena La Nina. Fenomena La Nina sendiri merupakan kejadian anomali di mana suhu muka laut (SML) di bagian Samudera Pasifik mengalami penurunan suhu di bawah kondisi stabilnya dan menyebabkan curah hujan di wilayah Indonesia meningkat. Hal itulah yang menyebabkan peningkatan intensitas serta volume hujan yang terjadi akhir-akhir ini. Banjir rob adalah salah satu bencana yang disebabkan oleh fenomena ini dan telah menyebabkan korban jiwa di beberapa daerah di Indonesia.
November lalu, Banjarmasin dilanda banjir rob akibat fenomena La Nina hingga mencapai 1,7 meter. Melalui maritim.bmkg.go.id, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob sesuai dengan data meteorologi dan data pasang surut air laut akibat peningkatan massa air laut dan fenomena la Nina.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis beberapa ramalan cuaca dan iklim Desember 2021 hingga Februari 2022 sejak Oktober lalu melalui Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
BMKG juga telah merilis prakiraan daerah potensi banjir pada tanggal 13 Desember 2021 lalu. Menyandur dari laman resmi BMKG, nilai anomali cuaca La Nina telah melewati ambang batas minimal. Pada masa ini, curah hujan juga akan meningkat hingga 70%. Peringatan dini waspada juga sudah disampaikan guna menghadapi beberapa kemungkinan cuaca ekstrim di akhir tahun ini.
BMKG juga menghimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk berhati-hati serta melakukan mitigasi dikarenakan adanya peningkatan potensi bencana seperti banjir,longsor, puting beliung dan bencana hidrometeorologi lainnya.
BMKG juga telah memastikan 96,8% daerah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Intensitas hujan yang terus meningkat menyebabkan beberapa daerah di Indonesia terkena dampak musibah banjir, seperti kota Palembang yang mengalami banjir besar tepat pada peringatan hari Natal 25 Desember kemari, hingga banyak masyarakat yang harus dievakuasi dari tempat tinggal mereka. Banjir yang disebabkan oleh tingginya intensitas hujan serta mitigasi yang kurang optimal menyebabkan daerah serapan di Indonesia melimpah ruah sehingga menyebabkan banjir bahkan longsor.
Dengan adanya fenomena dan bencana banjir ini, pemerintah daerah dan otonom diharapkan bisa terus memantau, mencegah, serta menanggulangi setiap permasalahan terjadi dari hal tersebut.
Masyarakat juga diminta untuk segera melaporkan bencana hidrometeorologi yang terjadi di sekitar untuk mencegah adanya korban jiwa. Pembaharuan peringatan dini waspada masih dilakukan hingga hari ini, terutama pada 28 wilayah Indonesia melalui kanal web bmkg.go.id.