Sajian tempe sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan, makanan tradisional rakyat Indonesia berbahan dasar kedelai ini sudah menjangkau berbagai wilayah di dunia.
Harganya yang murah, rasanya yang lezat, dan nilai gizinya yang tinggi membuat tempe banyak digemari. Sayangnya, ironi datang saat melihat data Kementerian Pertanian bahwa sekitar 86,4 persen kebutuhan kedelai di Indonesia ternyata dipenuhi dari impor.
Sebuah UMKM di Kabupaten Sleman mencetuskan ide yang brilian untuk membantu memecahkan persoalan di atas. Pawiro Chocolate merilis produk olahan makanan yang memadukan antara cokelat dan tempe.
Salah satu produk andalan mereka adalah Pawchunk Cokelat Tempe. Pawchunk berasal dari kata Pawiro untuk Paw, dan Chunk yang bermakna bongkahan.
Ketika Cokelat dan Tempe Bersatu
Apa yang ada dalam benak kalian saat membayangkan rasa cokelat tempe? Jujur, pertama kali saya melihat produk ini timbul penasaran yang mendalam dan penuh tanda tanya.
"Apakah rasanya bakal nyambung?" tanya saya pada diri sendiri, sembari langsung membawa sebungkus Pawchunk Cokelat Tempe menuju kasir.
Kemasan Pawchunk Cokelat Tempe tampak menarik. Mereka memberikan aksen Batik Parang pada seperempat bagian bawah kemasan. Wah, dari kemasannya saja sudah Indonesia banget. Informasi komposisi dan tanggal kedaluwarsa pun sudah dicantumkan pada bagian belakang kemasan.
Setelah kemasan dibuka, kalian akan mendapati Pawchunk Cokelat Tempe yang mungil dan menggemaskan. Ya, ukuran setiap cokelatnya benar-benar pas dalam satu kali lahapan. Dalam kemasan 100 gram ini, ada 9 buah cokelat tempe yang dapat dinikmati.
Kalau diperhatikan dengan saksama, bentuk dari Pawchunk Cokelat Tempe ini menyerupai tempe. Pasalnya, terdapat guratan-guratan seperti halnya jika mengolah tempe goreng.
Sulit Menyadari Ini Cokelat Tempe
Pada gigitan pertama, saya masih bertanya-tanya, "Mana rasa tempenya?" Padahal, di komposisi jelas tertulis tempe menempati urutan komponen yang kedua setelah gula.
Artinya, tempe ini digunakan dalam porsi yang banyak dalam produk tersebut. Namun, saya masih belum yakin sepenuhnya bahwa ini adalah cokelat tempe. Pasalnya, rasanya sangat mirip seperti jajanan cokelat pada umumnya.
Saya pun meminta kakak saya untuk ikut mencobanya. Lantas, dialah yang menyadarkan saya bahwa tempenya itu yang menjadi isian dari cokelatnya. Jadi, jika biasanya cokelat itu diselingi dengan isian kacang almond, kacang mete, atau kacang premium lainnya, nah tempe itulah yang mengganti posisi dari kacang-kacang yang biasanya dipakai.
Setelah mengecap beberapa kali, barulah saya mengenali kekhasan rasa dari cokelat tempe sesungguhnya. Sensasi khas dari rasa tempe muncul saat hendak ditelan. Cita rasa manis mendominasi setiap gigitan Pawchunk Cokelat Tempe.
Kalian dapat meletakkan Pawchunk Cokelat Tempe ke dalam lemari pendingin sebelum disantap. Cara tersebut akan menambah kenikmatan tersendiri. Pasalnya, cokelat ini lumayan mudah meleleh. Dalam keadaan dingin, cokelat tempe menjadi lebih renyah.
Cara Mendapatkan Produk dan Kisaran Harga
Pawchunk Cokelat Tempe dapat dibeli melalui online dan offline. Kalian dapat mengakses tautan yang terdapat pada Instagram @pawirochoc untuk pembelian secara online. Sementara itu, pembelian offline dapat dilakukan di Indomaret Sleman Barat, Usupso Jogja City Mall dan Hartono Mall Jogja. Mudah bukan?
Pawchunk Cokelat Tempe dipatok dengan harga yang terjangkau. Kalian perlu merogoh kocek sekitar Rp15.000 saja per bungkusnya.
Jadi tunggu apalagi, saat pergi ke pasar modern, jangan lupa untuk ikut membeli produk UMKM lokal seperti Pawchunk Cokelat Tempe ini. Dengan demikian, kalian juga ikut berkontribusi memberikan secercah harapan bagi para petani kedelai, juga para pelaku usaha lokal.
Kalian pun dapat mempromosikan produk mereka dengan membagikan cerita di media sosial agar produk UMKM semakin dikenal luas. Selamat mencoba!