Impian Naik Pesawat, Ulasan Novel Dania Gadis Bandara

Candra Kartiko | Thomas Utomo
Impian Naik Pesawat, Ulasan Novel Dania Gadis Bandara
Dania Gadis Bandara. (Tangkapan layar/ Indiva Media Kreasi)

Dania adalah gadis kecil yang tinggal di pinggir rel kereta api. Ia anak tunggal dari orang tua yang dipanggil Ayah dan Ibu. Dania sangat menyayangi kedua orang tuanya, begitu pula sebaliknya. Dania sangat suka bermain pesawat-pesawatan dengan ayahnya. Caranya Ayah mengangkat tubuh Dania yang tengkurap sambil merentangkan kedua tangannya ke samping, lalu tubuh gadis itu diayunkan ke depan. Saat bermain pesawat-pesawatan, sering kali angin berembus sehingga Dania merasa betul-betul terbang (halaman 5-6).

Selain sering mengajak bermain pesawat-pesawatan, Ayah juga sering menunjukkan majalah bergambar pesawat sambil menambahkan cerita yang berhubungan dengan burung besi raksasa itu. Ayah memang pandai membuai Dania dengan cerita yang membius. Sejak saat itu, Dania ingin sekali dapat melihat bahkan menaiki pesawat terbang yang asli!

Suatu hari, Ayah pamit berangkat memancing ke laut bersama tetangganya. Namun setiba di tengah laut, pusaran angin kencang menggulung perahu yang ditumpangi Ayah dan tetangga. Perahu pun terbalik. Para penumpang hilang ditelan air (halaman 12-14).

Kabar hilangnya Ayah sampai di telinga Dania dan Ibu. Setelah dicari sekian lama, Ayah tetap tidak kunjung ditemukan. Akhirnya Ibu memutuskan menitipkan Dania ke seorang kerabat, sementara ia bekerja sambil memintal doa agar Ayah dapat kembali pulang dalam keadaan selamat (halaman 22-23).

Kerabat Ibu yang memberi tumpangan, namanya Bi Nina. Anaknya satu, laki-laki, namanya Oyan. Sejak pertama kali ketemu, Oyan—yang masih duduk di kelas IV SD—sudah tidak menyukai Dania, karena dia menganggap gadis kecil itu akan menyusahkan Bi Nina; ibunya.

Sama dengan Oyan, Dania pun tidak menyukai anak laki-laki itu, karena sejak pertama ketemu, Oyan menyambutnya dengan kalimat-kalimat ketus. 

Untungnya, perhatian Dania cepat teralihkan ke sekolahnya yang baru, yang menurutnya tidak bagus tapi juga tidak jelek (halaman 39). Di sekolah ini, Dani mendapat teman akrab bernama Laras, gadis berjilbab yang duduk di kursi roda.

Selain itu, Dania juga berteman dengan duo badung, Birin dan Toro. Dua anak laki-laki inilah yang membuat jantung Dania melonjak kegirangan, karena keduanya mengajak Dania masuk bandara lewat jalan terobosan.

Ya, kampung yang ditempati Dania sekarang, memang dekat sekali dengan sebuah bandara.

Pengalaman seru didapatkan Dania saat ia berusaha masuk bandara lewat jalan pintas. Apalagi setelah ia berhasil masuk dan bisa melihat banyak pesawat. Betapa takjubnya ia! Namun, masuk bandara tanpa izin tentu saja berbahaya. Apalagi Dania dan kedua teman badungnya harus bersembunyi kalau mobil patroli penjaga bandara melintas.

Pengalaman itu membuat Dania benar-benar deg-degan. Sampai suatu ketika—saat ke sekian kalinya Dania berhasil menyelundup masuk bandara—ia kepergok seorang petugas gemuk berkumis tebal melintang. Ia pun ditangkap.

Celakanya, saat itu Dania tidak bersama Birin dan Toro—yang berbadan gesit dan dapat berlari cepat untuk melarikan diri, melainkan bersama Laras; teman sebangkunya yang berkursi roda (halaman 76-77).

Bagaimana kelanjutan pengalaman Dania? Mengapa setelah tertangkap petugas bandara, ia justru mendapat hadiah tiket naik pesawat terbang dari Laras? Bagaimana juga nasib ayah Dania? Apakah yang satu ini bisa ditemukan, atau dapat pulang dengan selamat?

Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Dania dengan Oyan, setelah sepeda Oyan yang dipinjam Dania dengan diam-diam untuk pergi ke bandara, justru hilang? Temukan jawabannya di novel ini.

Dibandingkan buku terbitan Lintang lainnya, ilustrasi novel ini bisa dibilang paling menarik. Tidak hanya di bagian sampul saja, bagian dalam buku pun tidak kalah bagusnya. Barangkali karena pembuat ilustrasi buku ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini pembuat ilustrasinya adalah Clay Studio—desainer luar yang juga mengerjakan ilustrasi untuk buku-buku anak terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Bagi saya, ilustrasi buatan Clay Studio dalam buku ini betul-betul bernuansa ceria, berkesan anak-anak, tidak kaku, dan eye catching. Ini semakin menambah bagus penggambaran cerita petualangan Dania.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak