Buku Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat karya Muhammad Zaid Su'di, yang diterbitkan oleh Buku Mojok, membawa pembaca menyelami lapisan-lapisan spiritualitas dalam agama yang kerap terabaikan. Menggunakan humor yang tajam dan cerita-cerita ringan, Su'di menggali tema besar tentang bagaimana perasaan “dekat dengan Tuhan” dapat menjadi godaan yang memengaruhi cara seseorang beragama. Kondisi ini sering menjebak individu dalam sikap dogmatis dan otoriter.
Buku ini dimulai dengan kisah Yaakov, seorang lelaki yang menghadapi banjir besar yang mengancam nyawanya. Ketika datang kesempatan untuk diselamatkan, Yaakov menolaknya dengan tegas karena meyakini bahwa Tuhan akan menolongnya. Sikap keras kepala yang dilandasi keyakinan tersebut membawa pembaca pada pertanyaan mendalam tentang bagaimana manusia kerap merasa “terlalu dekat” dengan Tuhan, hingga menganggap kehendaknya sendiri identik dengan kehendak Tuhan.
Cerita ini membuka diskusi tentang kesalahan persepsi yang sering muncul dalam praktik beragama, yaitu merasa paling benar dan meyakini bahwa Tuhan harus bertindak sesuai dengan kehendak pribadi.
Su'di dengan cerdas menggunakan kisah tersebut untuk menyindir berbagai salah kaprah dalam keberagamaan yang terlalu kaku dan terperangkap dalam tafsir agama yang sempit. Ia mengajak pembaca berpikir kritis tentang bagaimana perasaan terlalu dekat dengan Tuhan dapat melahirkan sikap superior dan menutup ruang bagi keberagaman tafsir.
Sikap semacam ini, menurut Su'di, berpotensi menjadi sumber utama intoleransi dan konflik dalam masyarakat beragama. Ketika seseorang merasa paling mengetahui apa yang Tuhan kehendaki, ia cenderung menafikan pandangan lain, seolah-olah hanya pendapatnya yang sah dan benar.
Salah satu kekuatan buku ini terletak pada cara penulis mengemas kritik sosial dan pemikiran keagamaan dalam bentuk yang mudah dicerna, meskipun isu yang diangkat tergolong serius dan mendalam. Su'di memanfaatkan humor secara proporsional untuk menyampaikan kritiknya tanpa menggurui.
Buku ini tidak hanya berfokus pada kritik terhadap sikap dogmatis, tetapi juga menggambarkan bagaimana ideologi keagamaan yang sempit dapat merusak pemahaman agama yang seharusnya bijaksana dan reflektif. Kisah tentang M. Quraish Shihab yang pernah dianggap sesat karena pandangannya berbeda soal jilbab menjadi contoh konkret bagaimana otoritarianisme dalam beragama dapat menutup keragaman tafsir dan mempersempit wawasan umat.
Meski menawarkan kritik yang tajam terhadap ketertutupan beragama, beberapa bagian buku ini terasa kurang mendalam dalam mengulas solusi atau alternatif atas persoalan yang dibahas. Kendati demikian, bagian-bagian yang ada tetap memberikan pencerahan bagi pembaca yang ingin meninjau ulang sikap keberagamaannya.
Buku ini relevan bagi siapa saja yang ingin berpikir kritis tentang agama di era modern, ketika ajaran agama kerap disalahpahami atau disalahgunakan. Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat mengajak pembaca untuk lebih terbuka terhadap perbedaan dan memahami bahwa Tuhan tidak dimiliki oleh satu golongan atau pandangan tertentu, melainkan oleh seluruh umat manusia.
Buku ini juga bermanfaat bagi pembaca yang ingin melihat agama bukan sebagai alat pembatas, melainkan sebagai sarana menghadirkan kedamaian, kebijaksanaan, dan penghargaan terhadap keberagaman dalam kehidupan sosial.
Secara keseluruhan, buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang tertarik pada kritik sosial tentang agama dan keberagamaan di Indonesia, serta oleh mereka yang ingin memulai diskusi lebih mendalam mengenai peran agama dalam mendorong perubahan sosial yang positif.
Identitas Buku
- Judul: Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat
- Penulis: Muhammad Zaid Su'di
- Penerbit: Buku Mojok
- Tahun Terbit: Cetakan kedua, Februari 2022
- Jumlah halaman: 129 halaman
- ISBN: 978-623-7284-69-7