Adakah dari kamu yang mengenal Bajaj Bajuri? Sitkom ini pernah menghiasi layar kaca di awal tahun 2000-an. Alurnya menceritakan tentang kehidupan supir bajaj bernama Bajuri, keluarga, serta para tetangganya.
Mengambil konsep kisah warga pinggiran Jakarta, tanpa disadari sitkom jadul satu ini memberi nilai hidup bagi kamu para penonton. Kira-kira, apa saja, ya? Berikut ini 5 di antaranya.
1. Pantang Menyerah
Nilai hidup pertama dari sitkom jadul Bajaj Bajuri ini adalah pantang menyerah. Dibuktikan dengan usaha para karakternya ketika ingin mencapai sesuatu atau cita-cita.
Misal, ada Ucup yang tak kenal lelah untuk mencari cara dalam mempertahankan hidupnya. Meskipun perbuatannya tergolong buruk (hutang atau meminta), ia rela melakukannya demi kelangsungan hidup.
Ia bahkan pantang menyerah untuk mencari wanita yang akan dijadikan istri, hingga akhirnya menikah dengan Parti. Perjuangan Ucup tersebut menyampaikan pesan bahwa kekurangan bisa membuatmu untuk tidak menyerah.
Pemain lainnya adalah Emak Eti, yang menghalalkan segala cara agar keinginannya terwujud. Hal ini juga memberikan pesan bahwa dalam meraih impian, tidak diperkenankan untuk menyerah.
2. Setia
Sitkom lokal populer ini juga menunjukkan kesetiaan dari beberapa tokohnya. Satu contoh, Oneng, yang selalu setia dengan Bajuri meskipun hubungannya tidak disetujui Emak. Ia seringkali ditawari pria tampan nan kaya, namun perasaannya tetap mengacu pada Bajuri. Loyalitas Oneng ini tidak jarang menginspirasi penonton.
Parti juga termasuk tokoh yang setia. Meskipun hidup serba apa adanya, ia tetap berada di samping Ucup. Tak lupa dengan Mpok Hindun yang mempertahankan rumah tangganya bersama Pak Yanto. Pak Yanto ini diketahui sering menggoda banyak wanita. Namun, istrinya, Mpok Hindun, tetap menjaga hubungan pernikahan tersebut tanpa perceraian.
3. Kerja Keras
Selanjutnya, melalui sitkom jadul Bajaj Bajuri, kamu juga melihat adanya kerja keras dari banyak tokoh. Mulai dari Bajuri yang berusaha menghidupi istri dan sang mertua dengan berkeliling sebagai supir bajaj.
Kemudian, ada Mpok Minah yang melakukan pekerjaan apapun, termasuk berjualan untuk membiayai hidupnya bersama anak semata wayang, Sahili. Ia mencerminkan orang tua tunggal yang kuat.
Sisanya, tokoh-tokoh lain yang bekerja serabutan demi kelangsungan hidupnya dan keluarga. Mereka berusaha sangat keras agar dapat bertahan menghadapi biaya hidup yang terus memuncak.
4. Kebersamaan
Meskipun sering terlihat tidak akur, seluruh karakter pada sitkom Bajaj Bajuri menciptakan kebersamaan antar warga. Tak jarang mereka berkumpul untuk saling berbincang dan tertawa.
Pemandangan tersebut membuat para penonton merasa hangat dan bernostalgia. Dimana gadget belum menjadi pengubah fokus seseorang saat berkumpul bersama.
5. Kesederhanaan
Bajaj Bajuri mengisahkan tentang kehidupan warga pinggiran ibukota, Jakarta. Oleh karena itu, sitkom jadul satu ini seringkali menampilkan kesederhanaan para tokohnya.
Namun, kesederhanaan tersebut tidak membuat mereka terus-terusan sedih. Mereka tampak enjoy menjalani hari-hari yang sebetulnya berat. Dengan kata lain, tak perlu bergaya hidup mewah untuk mendapatkan kebahagiaan.
Itulah kelima nilai hidup yang bisa diperoleh dari sitkom jadul Bajaj Bajuri. Apakah kamu pernah menontonnya?